Profil Desa Bogor
Ketahui informasi secara rinci Desa Bogor mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Bogor Cawas Klaten merupakan sentra industri batu bata yang dijalankan secara turun-temurun, berlokasi strategis karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukoharjo yang dibatasi oleh Sungai Dengkeng. Desa ini dihuni oleh 3.005 jiwa dan terbagi men
-
Sentra Industri Batu Bata
Menjadi desa pengrajin batu bata utama di Kecamatan Cawas, dengan usaha yang diwariskan secara turun-temurun, menghasilkan produk bangunan yang banyak dipasarkan ke luar daerah.
-
Lokasi Perbatasan dan Sungai Dengkeng
Terletak di perbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, dengan batas alami yakni Sungai Dengkeng (dikenal juga dengan Kreteg Jarum), yang memiliki nilai historis penamaan desa.
-
Warisan Sejarah dan Leluhur
Asal-usul nama desa terkait dengan tokoh Eyang Wiro Kesumo dan insiden penemuan jasadnya yang beralaskan Bagor (kain goni), di mana pelafalan Belanda mengubah Bagor menjadi Bogor.
Desa Bogor, yang terletak di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ialah salah satu desa yang memiliki kekhasan ekonomi dan sejarah yang unik. Desa ini tidak hanya dikenal karena posisinya yang berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten tetangga, tetapi juga karena menjadi sentra industri batu bata yang menopang pembangunan di Klaten dan sekitarnya. Desa Bogor berhasil mempertahankan tradisi kerajinan tangan ini secara turun-temurun, menjadikannya salah satu pilar ekonomi utama.
Kedudukan Geografis dan Batas Wilayah
Desa Bogor terletak di sisi timur Kecamatan Cawas dan memiliki kedudukan yang sangat strategis karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukoharjo. Batas alam antara Desa Bogor dengan Kabupaten Sukoharjo ialah Sungai Dengkeng yang di kawasan ini juga dikenal dengan sebutan Kreteg Jarum.
Desa Bogor juga berbatasan dengan kecamatan dan desa lain di Klaten, yakni:
Berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo
Berbatasan dengan Desa Tlingsing (Kecamatan Cawas)
Berbatasan dengan Desa Pogung (Kecamatan Cawas)
Berbatasan dengan Kecamatan Karangdowo
Desa Bogor terbagi menjadi dusun,
RW dan
RT, termasuk Dusun Soko 1, Soko 2, dan Bebekan. Tata ruang yang jelas ini mendukung pengelolaan administrasi dan pengembangan potensi di tingkat komunitas.
Berdasarkan data kependudukan Kecamatan Cawas, jumlah penduduk Desa Bogor tercatat sebanyak jiwa. Meskipun data luas wilayah secara spesifik tidak tercantum, merujuk pada luasan desa di Cawas yang relatif kecil (sebagian besar di bawah
km$^2$), maka kepadatan penduduk Desa Bogor tergolong sedang, yakni sekitar
hingga
jiwa per kilometer persegi, memungkinkan aktivitas industri batu bata dapat berjalan berdampingan dengan kegiatan permukiman.
Sentra Industri Batu Bata Turun-Temurun
Perekonomian utama Desa Bogor didorong oleh sektor industri kecil dan kerajinan. Desa ini dikenal luas sebagai desa pengrajin batu bata. Pembuatan batu bata di Bogor telah menjadi tradisi yang dilakukan secara turun-temurun selama bertahun-tahun. Sentra industri ini memegang peranan penting dalam menyediakan bahan bangunan.
Produk batu bata dari Desa Bogor memiliki kualitas yang diakui dan sudah banyak dijual di pasaran luas, sering digunakan untuk konstruksi dinding, pagar, dan bangunan lainnya. Keberhasilan industri ini menunjukkan adaptasi masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam lokal, seperti tanah liat, menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Sektor ini menjadi salah satu penopang kesejahteraan warga dan sumber lapangan kerja utama di desa ini.
Sejarah Penamaan yang Melibatkan Tokoh Leluhur
Nama Desa Bogor memiliki kisah sejarah yang menarik dan diyakini terkait dengan seorang tokoh leluhur bernama Eyang Wiro Kesumo. Menurut para sesepuh desa, Eyang Wiro Kesumo merupakan tokoh pergerakan di masa penjajahan Belanda yang memiliki kesaktian dan disegani. Kematian Eyang Wiro Kesumo diyakini ditemukan di kedung Sungai Dengkeng dengan beralaskan Bagor (kain goni).
Saat kabar kematiannya tersebar, tentara Belanda yang memiliki lafal kurang jelas sering menyebut Bagor menjadi Bogor. Kejadian penemuan dan tempat dimakamkannya Eyang Wiro Kesumo, yang masih trah Majapahit, kemudian diberi nama Desa Bogor. Eyang Wiro Kesumo dikukuhkan sebagai cikal bakal desa dengan nama kehormatan Bogor Rumekso. Selain itu, sejarah desa juga mencatat bahwa Ki Mangun Sambogo, yang berjasa kepada Sunan Mangkurat X di Surakarta Hadiningrat, dikukuhkan menjadi lurah pertama yang wilayahnya meliputi dukuh-dukuh di Bogor. Kisah-kisah ini menegaskan identitas sejarah dan spiritual yang kaya di Desa Bogor.
